Kemarin saya baca buku Who Moved My Cheese. Buku ini salah satu buku best seller dunia karangan Spencer Johnson M.D. Bukunya cukup tipis 125 halaman. Jujur buku ini baguuus banget bercerita tentang bagaimana ke empat tokoh menghadapi "perubahan" dalam kehidupannya.
- Tokoh tikus Sniff yang sangat peka jika terjadi suatu perubahan.
- Tokoh tikus Stiff yang bertindak cepat jika ada perubahan.
- Tokoh kurcaci Hem yang takut dengan dunia luar dan menolak perubahan.
- Tokoh kurcaci Haw yang awalnya enggan berubah karena perubahan, pada akhirnya beradaptasi untuk berubah dan mencapai suatu keberhasilan.
Terlalu banyak poin yang bagus untuk diulas dalam buku ini. Jadi kalau penasaran lebih baik langsung baca bukunya, tipis kok dalam beberapa jam juga sudah tamat. Tulisan saya sekarang lebih bercerita tentang isi buku yang berkaitan dengan kondisi kehidupan dan bisnis yang sedang dijalani.
Bisnis Bajuyuli saat ini memasuki tahun ke-5. Banyak sekali perubahan-perubahan yang terjadi dari semenjak Bajuyuli didirikan dan banyak juga masalah yang kami hadapi. Mulai dari masalah produksi, masalah pegawai, masalah kepemimpinan dan masih banyak lagi.
Bajuyuli mengalami peningkatan omzet yang cukup tajam di tiga tahun awal. Dua tahun terakhir ini omzet tiap tahun mengalami penurunan. Dengan jumlah karyawan yang tambah banyak dan omzet yang menurun, jelas ada sesuatu yang salah dengan bisnis kami.
Banyak masalah yang kami analisis dan cari solusinya. Namun salah satu masalah yang sangat relate dengan buku "Who Moved My Cheese" adalah adanya karyawan yang menolak perubahan yang terjadi di Bajuyuli. Karyawan merasa perubahan itu merugikan dirinya sendiri, sehingga tidak bisa melihat lingkup besar kenapa sih Bajuyuli harus berubah. Sedangkan perubahan diciptakan dengan tujuan agar membuat Bajuyuli lebih baik lagi.
Sebenarnya wajar kalau menolak perubahan, tapi jika terus-terusan menolak perubahan dan menyebarkan isu negatif ke rekan-rekan lainnya, itu hal yang salah. Ketika ada inovasi baru/peraturan baru/jobdesk baru sungguh kami jadi ragu untuk terangkan ke karyawan, nanti ditolak lagi. Pedih rasanya saat itu. Sifat karyawan yang seperti itu sama dengan tokoh kurcaci Hem.
Selama ini kami "kasihan" ke karyawan, tapi kalau "kasihan" tidak pada orang yang tepat juga kasian perusahaan. Kalau karyawan selalu menolak perubahan yang terjadi di perusahaan bagaimana perusahaan bisa berkembang? Akhirnya kami putuskan untuk tidak memperpanjang kontrak karyawan yang tidak satu visi dengan perusahaan. Memang pahit tapi demi kebaikan bersama.
Ternyata apa yang kami alami itu juga jelas diceritakan di buku Who Moved My Cheese, solusi yang kami ambil juga sudah sangat tepat. Fyuuuh ternyata apa yang kami alami pasti sudah banyak dialami oleh banyak orang sukses di luar sana. Jadi semakin termotivasi untuk belajar lagi, baca buku lagi dan semangat lagi. Bismillah demi Bajuyuli yang lebih baik :)
Bisnis Bajuyuli saat ini memasuki tahun ke-5. Banyak sekali perubahan-perubahan yang terjadi dari semenjak Bajuyuli didirikan dan banyak juga masalah yang kami hadapi. Mulai dari masalah produksi, masalah pegawai, masalah kepemimpinan dan masih banyak lagi.
Bajuyuli mengalami peningkatan omzet yang cukup tajam di tiga tahun awal. Dua tahun terakhir ini omzet tiap tahun mengalami penurunan. Dengan jumlah karyawan yang tambah banyak dan omzet yang menurun, jelas ada sesuatu yang salah dengan bisnis kami.
Banyak masalah yang kami analisis dan cari solusinya. Namun salah satu masalah yang sangat relate dengan buku "Who Moved My Cheese" adalah adanya karyawan yang menolak perubahan yang terjadi di Bajuyuli. Karyawan merasa perubahan itu merugikan dirinya sendiri, sehingga tidak bisa melihat lingkup besar kenapa sih Bajuyuli harus berubah. Sedangkan perubahan diciptakan dengan tujuan agar membuat Bajuyuli lebih baik lagi.
Sebenarnya wajar kalau menolak perubahan, tapi jika terus-terusan menolak perubahan dan menyebarkan isu negatif ke rekan-rekan lainnya, itu hal yang salah. Ketika ada inovasi baru/peraturan baru/jobdesk baru sungguh kami jadi ragu untuk terangkan ke karyawan, nanti ditolak lagi. Pedih rasanya saat itu. Sifat karyawan yang seperti itu sama dengan tokoh kurcaci Hem.
Selama ini kami "kasihan" ke karyawan, tapi kalau "kasihan" tidak pada orang yang tepat juga kasian perusahaan. Kalau karyawan selalu menolak perubahan yang terjadi di perusahaan bagaimana perusahaan bisa berkembang? Akhirnya kami putuskan untuk tidak memperpanjang kontrak karyawan yang tidak satu visi dengan perusahaan. Memang pahit tapi demi kebaikan bersama.
Ternyata apa yang kami alami itu juga jelas diceritakan di buku Who Moved My Cheese, solusi yang kami ambil juga sudah sangat tepat. Fyuuuh ternyata apa yang kami alami pasti sudah banyak dialami oleh banyak orang sukses di luar sana. Jadi semakin termotivasi untuk belajar lagi, baca buku lagi dan semangat lagi. Bismillah demi Bajuyuli yang lebih baik :)
0 comments:
Post a Comment